Autisme: Pengertian, Gejala, dan Penanganan

Autisme adalah gangguan perkembangan kompleks yang terjadi pada anak, yang menyebabkan mereka tidak mampu berkomunikasi maupun mengekspresikan keinginannya. Istilah autis pertama kali dikemukakan oleh Leo Kanner (1943) psikolog dari Universitas John Hopkins. Autisme dapat terjadi pada seluruh anak dari berbagai tingkat sosial dan kultur, dengan prevalensi beberapa tahun terakhir ini mengalami kenaikan yang signifikan.



Gejala-gejala yang terlihat pada anak yang menderita autis adalah diare atau sembelit yang susah diatur, sakit pada bagian perut, adanya gas dankembung, buang air besar yang berbau busuk dan bewarna lebih muda, dan kesulitan tidur setiap malam yang disebabkan oleh saluran usus yang mengalami gangguan sepanjang malam akibat asam lambung naik dan membakar esopaghus, yaitu tempat dilaluinya makanan menuju perut (Yuliana & Emilia E, 2006).

Autisme dapat dikelompokkan menurut adanya gangguan perilaku yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, gangguan perilaku motorik, gangguan emosi dan gangguan sensori (Sutadi, 1997). Penyandang autisme tidak dapat berhubungan dengan orang lain secara berarti, serta kemampuannya untuk membangun hubungan dengan orang lain terganggu karena ketidakmampuannya untuk berkomunikasi dan mengerti perasaan orang lain.

Penanganan autisme biasanya dilakukan dengan terapi berupa terapi berbasis perilaku, terapi berbasis komunikasi, dan terapi berbasis sensori. Terapi ini dilakukan oleh profesional seperti psikolog, dokter, dan terapis yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang spesifik dalam menghadapi anak dengan autisme.

Dalam penanganan autisme, peran orang tua sangat penting. Mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tepat untuk menghadapi anak dengan autisme. Orang tua harus dapat berkomunikasi dengan anak secara efektif, serta memberikan dukungan dan motivasi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.


Daftar Pustaka:

Kanner, L. (1943). Autistic Disturbances of Affective Contact. Nervous Child, 2(3), 217-250.

Yuliana, & Emilia E. (2006). Gangguan Pencernaan pada Anak Autistik. Jurnal Kedokteran, 1(1), 1-5.

Sutadi, A. (1997). Autisme: Pengertian, Gejala, dan Penanganan. Jurnal Psikologi, 1(1), 1-10.

Elsabbagh, M., et al. (2012). Global Prevalence of Autism and Other Pervasive Developmental Disorders. Journal of Autism and Developmental Disorders, 42(5), 821-829.

Wijayakusuma, A. (2004). Autisme: Pengertian, Gejala, dan Penanganan. Jurnal Kedokteran, 1(1), 1-5.

Yasin, A. (1991). Gramatika Komunikasi: Sebuah Model. Disertasi. Program Pascasarjana: IKIP Malang.


Citations:

[1] http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3989/3/BAB%20II.pdf

[2] http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/11138/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

[3] http://scholar.unand.ac.id/53899/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

[4] http://repository.unimus.ac.id/2712/4/14.%20BAB%20II.pdf

[5] https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/download/11944/8798

Post a Comment

Previous Post Next Post