Surabaya Punya Konseling Gratis untuk Anak Berkebutuhan Khusus



Sejak dibuka pada Mei 2018 lalu, Ruang Layanan Keluarga ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) di Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Gedung Siola lantai 2, ternyata ramai peminat.
Tak kurang dari 199 ABK telah mendapat konseling dari terapis, psikolog, dan psikiater dari Ruang Layanan Keluarga ABK.
''Sejak bulan Mei sampai Desember 2018, sudah ada kunjungan 199 ABK, dan kebanyakan merupakan anak-anak autis,'' ujar Anto Handiono, Kabid Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, kepada Basra, Senin (8/4).
Anto mengungkapkan, ruang layanan tersebut disediakan gratis untuk warga Surabaya. ''Ada lima ruang terapi, dua ruang konseling yang ditujukan kepada mereka yang bermasalah sesuai dengan kondisinya masing-masing. Selain itu, ada pula satu ruang observasi, satu ruang laktasi, dan satu ruang bermain yang bisa digunakan anak-anak untuk bermain. Juga terdapat banyak mainan di ruang terapi, yang digunakan untuk melatih motorik anak,'' jelas Anto.
Bagi yang ingin datang dengan membawa anaknya, Anto menyarankan orang tua agar melakukan janjian lebih dahulu. Hal ini dengan melihat jadwal para psikolog.
Anto menyarankan dalam kegiatan pendampingan ABK, orang tua harus senantiasa mendampingi anak-anaknya. Ini untuk membantu prosesnya hingga memberi ABK bimbingan yang ekstra. Menurutnya, kegiatan yang dilakukan psikolog hanya sebagai secuil bantuan saja.
"Orang tua harus ikut, kita hanya membantu prosesnya. Orang tua akan dilatih bagaimana cara memberikan terapi yang sesuai untuk perkembangan buah hatinya dengan dibantu psikolog dan terapis,'' kata Anto.
Dikatakan Anto, ruangan tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi ABK saja, melainkan melatih para orang tua agar dapat menangani putra-putrinya secara mandiri. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)
11 Terapi untuk ABK
Anak berkebutuhan khusus memerlukan beberapa jenis terapi untuk membantu mereka belajar banyak hal. Diantaranya terapi bermain untuk melatih interaksi sosial dan kemampuan bicara ABK, lalu ada terapi perkembangan seperti floortime, son-rise, dan RDI atau relationship developmental intervention yang membantu ABK mengetahui minat, kekuatan, serta mempelajari kemampuan sosial, emosional, dan intelektualnya.
Ada juga terapi ABA atau applied behavioral analysis yang didesain untuk anak penyandang autis dengan memberikan positive reinforcement berupa hadiah atau pujian. Dari terapi ini bisa diukur perkembangan psikososial anak.
Jenis terapi lainnya untuk ABK adalah Terapi Perilaku, Terapi Fisik berupa fisioterapi dan terapi integrasi sensoris untuk menguatkan otot-otot penopang keseimbangan tubuh. Ada juga terapi wicara, terapi biomedik, terapi okupasi yang melatih motorik halus seperti memegang sendok dan menulis, serta terapi visual, terapi sosial, dan terapi diet untuk penyandang autis yang rata-rata intoleran dengan makanan mengandung tepung terigu, cokelat, pemanis buatan, penyedap buatan, gula tebu, dan masih banyak lainnya. Makanan tersebut bisa membuat anak autis menjadi hiperaktif. (Naskah : Windy Goestiana)
https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/surabaya-punya-konseling-gratis-untuk-anak-berkebutuhan-khusus-1qquYA2FPPn

Post a Comment

Previous Post Next Post